Widget HTML Atas

Uniknya Hidangan Pernikahan Orang Solo


Masing-masing daerah, memiliki adat-istiadat sendiri, termasuk juga di wilayah Solo Raya. Di aglomerasi yang merupakan eks Karesidenan Surakarta ini, ada yang unik saat resepsi atau pesta pernikahan. Hidangan makanan biasanya disajikan dengan model piring terbang. Ya, piring terbang. Bukan secara harfiah piring-piring beterbangan. Piring terbang yang dimaksud adalah, tuan rumah melalui para petugas konsumsi menghidangkan makanan, yaitu dengan piring yang disampaikan dari tangan ke tangan. Biasanya, petugas konsumsi berseragam khas, baik seragam tradisional maupun busana nasional.

Pesta pernikahan di Solo Raya, biasaya disertai dengan protokoler yang cukup panjang, ada acara yang durasinya sekitar dua jam. Sebagaimana dilansir dari afifahafra.com, para tamu undangan akan hadir, duduk sopan di kursi tamu, dan mengikuti prosesi acara dengan tertib. Minuman, berupa teh nasgitel (panas, legi/manis, kentel/kental), sudah tertata di meja-meja. Nah, di sepanjang acara tersebut, paling tidak ada 4 piring konsumsi yang akan “hinggap” di pangkuan hadirin.

Piring pertama, biasanya kecil, isinya snack, paling sering berisi sosis solo lengkap dengan cabe rawit, roti dan kacang mete. Begitu undangan datang dan duduk, biasanya piring pertama ini akan menghampiri, seakan-akan sebagai ucapan selamat datang.

Piring kedua, hadir sekitar 15-30 menit kemudian. Isinya sup hangat yang lezat dengan bahan irisan ayam kampung, wortel, kapri, juga jamur. Sup ini biasanya jadi favorit para tamu undangan. Selain sup ayam, kadang selat Solo yang lezat juga menjadi pilihan untuk dihidangkan.

Piring ketiga, hadir di sekitar tiga perempat acara. Menunya makanan berat, tetapi dengan porsi yang tak terlalu banyak, untuk mengantisipasi makanan tidak habis. Makanan berat yang disajikan bervariasi. Kadang ada yang nasi kuning lengkap dengan lauknya, kadang juga nasi putih dengan aneka sayur dan lauk.

Piring keempat, biasanya juga piring kecil, atau malah mangkok atau gelas kecil, tergantung apa yang disajikan. Piring keempat ini merupakan hidangan penutup. Seringkali berupa es krim, atau cocktail.

Uniknya, makanan-makanan tersebut sudah diukur dengan komposisi dan jumlah sedemikian rupa, sehingga undangan tidak merasa eneg dan kekenyangan, tetapi juga tidak kelaparan begitu prosesi pesta pernikahan selesai. Menurut berbagai kalangan, hidangan “piring terbang” cukup disukai ketimbang standing party model prasmanan, karena tamu tak harus meninggalkan tempat duduknya. Namun, pada berbagai pernikahan—khususnya dari kalangan menengah ke atas, prasmanan model standing party biasanya lebih diminati.

Sebagian besar, konsumsi model “piring terbang” ini dilayani oleh katering. Salah satu katering yang cukup memiliki brand kuat di Solo adalah Chilli Pari, milik Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Jokowi. Selain menyediakan hidangan prasmanan model standing party, Chilli Pari juga menyediakan hidangan model piring terbang.

Ingin merasakan serangan “piring terbang”? Ayo main ke Solo!

Artikel disadur dari blog afifahafra.com dengan disertai izin kepada penulis.

Tidak ada komentar untuk "Uniknya Hidangan Pernikahan Orang Solo"